Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah yang berkuasa
pada tahun 685 sampai 705 M. Beliau merupakan salah satu Khalifah Dinasti
Umayyah yang berpendidikan tinggi dan dipandang sebagai seorang yang ahli fikih
di Madinah. Pada masa jabatannya sebagai Khalifah, Abdul Malik bin Marwan, kerajaan
Dinasti Umayyah mencapai kejayaan dan kemuliaan, beliau dipandang oleh warganya
sebagai Khalifah yang sangat perkasa dan negawaran yang cakap. Pemberontakan-pemberontakan
yang terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah dapat dipulihkan kembali oleh Abdul
Malik bin Marwan. Beliau merupakan Khalifah yang paling lama menjabat dibanding
dengan khalifah-khalifah lainnya, yakni selama 21 tahun 8 bulan.
Dalam masa pemerintahannya, Abdul Malik bin Marwan berkosentrasi
dalam mengurus da’wah dan penyebaran ajaran Islam.
Hal ini dibuktikan dengan banyak sekali daerah-daerah yang berhasil ditaklukannya, seperti penaklukan kota Hiraqlah tahun 77 H, Benteng Sinan tahun 82 H, Mashishoh dan Maroko tahun 84 H, dan Benteng Bulaq dan Akhram tahun 86 H. Bahkan sampai kepada India di Balukhistan, Sind, Punjab sampai ke Maltan.
Hal ini dibuktikan dengan banyak sekali daerah-daerah yang berhasil ditaklukannya, seperti penaklukan kota Hiraqlah tahun 77 H, Benteng Sinan tahun 82 H, Mashishoh dan Maroko tahun 84 H, dan Benteng Bulaq dan Akhram tahun 86 H. Bahkan sampai kepada India di Balukhistan, Sind, Punjab sampai ke Maltan.
Pada masa kekuasaannya, Abdul Malik bin Marwan
berhasil menyatukan seluruh kekhalifahan dalam kendali tunggal Umayyah yang
berpusat di Syria, mengalahkan Abdullah bin Zubair yang menjadi khalifah
pesaing di Makkah. Karena pada saat Abdul Malik bin Marwan dibai’at oleh
penduduk Syam dan Mesir, status kekhalifahannya tidak sah, Khalifah yang sah
adalah Abdullah bin Zubair. Barulah setelah Abdullah bin Zubair terbunuh dalam
sebuah peperangan dengan Hajjaj bin Yusuf kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan dikatakan
sah. Kemudian dalam masanya, beliau membangun panti-panti untuk orang cacat, membangun
jalan raya, pabrik-pabrik, Gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang
megah. Ada beberapa kebijakan ekonomi pada masa Abdul Malik bin Marwan, antara
lain:
1. Kebijakan
Zakat dan Pajak
Pada masa pemerintahnya, Abdul Malik
bin Marwan menerapkan kebijakan strategis dengan memberlakukan kewajiban
membayar zakat bagi orang Islam dan bebas dari pajak. Hal ini memacu
orang-orang non-Islam berbondong-bondong masuk agama Islam agar terbebas dari
pembayaran pajak.
2. Mencegah
berbagai praktik kecurangan di pasar
Pasar merupakan tempat transaksi antara
penjual dan pembeli. Abdul Malik bin Marwan sangat memerhatikan keadaan seperti
itu. Terutama berbagai praktik kecurangan di Pasar. Karena menurutnya, kejahatan
besar terhadap social-ekonomi adalah korupsi timbangan.
3. Percetakan
mata uang logam
Percetakan mata uang logam pada masa Abdul
Malik bin Marwn adalah pertama kalinya dibuat pada masa kekuasaan Dinasti
Umayyah. Uang logam ini dibuat guna menggantikan mata uang Bizantium dan
Sasania. Percetakan tersebut dilatarbelakangi oleh permintaan pihak romawi agar
Abdul Malik bin Marwan menghapuskan kalimat basmallah dari mata uang
yang berlaku saat itu.
Kebijakan tersebut merupakan salah satu
dari bagian politik Arabisasi aparatur negara dan mempunyai nilai ganda tidak
hanya mata uang yang bernilai ekonomi, namun juga sebagai pernyataan kedaulatan
terhadap Dinasti Islam.
4. Menata
Administrasi Pemerintahan dan Menempatkan Orang-orang Profesional
Dalam pemerintahannya, agar
administrasi pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien, maka Abdul Malik
bin Marwan mengeluarkan kebijakan memasyarakatkan Bahasa arab di berbagai Lembaga
pemerintahannya yang tidak menggunakan Bahasa arab. Ini dikarenakan Lembaga-lembaga
pemerintahan yang berada di Syiria masih menggunakan Bahasa Yunani, kemudian di
Persia menggunakan Bahasa Persia dan di Mesir menggunakan Bahasa Qibti. Tidak hanya
persoalan Bahasa, Abdul Malik bin Marwan juga menetapkan para tokoh yang ahli
untuk duduk dipemerintahannya, seperti Abdul Aziz dan Hajjaj bin Yusuf. Abdul Aziz
merupakan seseorang yang ahli dibidang administrasi Pemerintahan dan berhasil menata adaminisitrasi
pemerintahan mesir sehingga negara tersebut maju dan berkembang. Kemudian Hajjaj
bin Yusuf merupakan seseorang yang ahli dalam strategi perang, dan beliau
menduduki sebagai panglima perang yang berhasil menaklukan beberapa wilayah.
Dampak dari penempatan orang-orang
profosional dibidangnya masing-masing, maka perkembangan perekonomian maju
pesat dan teraturnya pengelolaan pendapatan negara.
0 comments:
Post a Comment